Minggu, 17 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ORGAN DALAM PADA AYAM BROILER


LAPORAN PRAKTIKUM II
ILMU TERNAK UNGGAS
SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK UNGGAS”


 



DI SUSUN OLEH :
M U R D I F I N
L1A1 13 028
B



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
 UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015






I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.
Unggas adalah ternak bersayap yang dalam taxonomi zologi tergolong dalam kelas aves yg telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis.
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi. Sifat-sifat ayam broiler ini tentunya sangat berhubungan dengan tingkat konsumsi serta proses pengolahan makanan di dalam sistem pencernaannya.
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses pencernaan  makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum Ilmu Ternak Unggas tentang “Organ Dalam pada Ternak Unggas”.
B. Tujuan dan  Manfaat                                                                     
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas adalah untuk mengetahui organ dalam yang terdapat pada ternak unggas,serta fungsi, ukuran berat, dan batasan-batasan dari masing-masing organ dalam pada ternak unggas.        
Manfaat yang bisa diambil dari pelaksanaan praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas adalah dapat mengetahui organ dalam yang terdapat pada ternak unggas, serta mengetahui fungsi, ukuran berat, dan batasan-batasan dari masing-masing organ dalam pada ternak unggas.


 

 







II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum pengamatan Organ Dalam Ternak Unggas ini dilaksanakan di Kandang Unggas Fakultas Peternakan UHO Kendari, tanggal 26 Maret 2015.
B. Materi
1. Alat Praktikum
Alat dan kegunaan yang di gunakan dalam praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Organ Dalam pada                Ternak Unggas.
No.
Alat
Kegunaan
1.
Cutter
Untuk memotong, menguliti, dan membedah ayam broiler
2.
Meteran kain
Untuk mengukur panjang alat pencernaan ayam broiler
3.
Handphone
Untuk mengambil gambar organ dalam ayam broiler
2. Bahan Praktikum
Bahan dan kegunaan yang di gunakan dalam praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat dilihat pada table 2.
Tabel 2.Bahan dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Organ Dalam                 pada Ternak Unggas
No.
Bahan
Kegunaan
1.
Ayam Broiler
Sebagai bahan pengamatan
B.     Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.   Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2.Menyembelih ayam broiler yang telah disediakan dengan menggunakan alat pemotong berupa cutter yang tajam.
3.   Setelah ayam dipastikan telah mati, kemudian ayam dikuliti sampai terbuka semua kulit ayam.
4.   Setelah dikuliti, kemudian ayam dibedah untuk diambil alat pencernaan dan organ tambahannya.
5.   Mencatat ukuran organ-organ pencernaan ayam.
6.   Mengidentifikasi letak/posisi organ-organ pencernaan  serta fungsinya.
7.   Membuat laporan.























III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Hasil  praktikumpengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat dilihat padagambar 1, 2, 3 dan table 3.
1
3
2






Gambar 1.

4
5
 




8
                                                                Gambar 2.
9
7
6
1000
11
Gambar 3.

 








Keterangan :
1.      Paruh
7. Jejunum
2.      Oesophagus
8. Ilieum
3.      Crop
9. Sekum
4.      Proventrikulus
10. Usus besar
5.      Gizzard
11. Kloaka
6.       Duodenum


Tabel 3.Hasil Praktikum Pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas.
No.
Parameter Organ Dalam
Panjang (cm)
Berat (gram)
1.
Oesophagus
21
6
2.
Crop
9
9
3.
Proventrikulus
4
9
4.
Gizzard
5
42.6
5.
a.    Duodenum
26
6
6.
Jejunum
106
14
7.
Ilieum
100
8
8.
Coecum
25
5
9.
Usus besar
15
5
10.
Kloaka
3
10
11.
Hati
-
64.4
12.
a.    Pankreas
10
3
13.
 Limfa
-
2
14.
 Jantung
-
64.4

B.  Pembahasan
1. Mulut
Mulut unggas umumnya disebut dengan paruh. Mulut sangat penting untuk proses pengambilan makanan. Selain untuk mengambil mulut pada unggas berfungsi untuk menyobek,memecahkan makanan atau mangsanya. Bentuk paruh unggas bermacam-macam menyesuaikan dengan makanan utamanya. Unggas akan memilih-milih makanan sesuai dengan ukuran mulut atau paruhnya. Menurut Amrullah (2004) bentuk paruh pada unggas disuaikan dengan bentuk makananyaparuh runcing jika makanan utamanya adalah bijian kecil, dan berbentuk runcing bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan memecah bijian yang besar yang keras serta berbentuk seperti sendok sehingga mudah digunakan untuk menyaring dan menangkap makanan yang bercampur air.Mulut pada unggas ditandai dengan tidak adanya bibir, pipi, dan gigi. Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga paruh
            Terjadi proses pencernaan enzimatis dimulut dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah sedikit. Ezim dikeluarkan dalam mulut juga untuk membantu pada proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus. Menurut Yuwanta (2004), mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase danmaltase saliva dan produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh syaraf parasimpatik.
2. Oesophagus
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang oesophagus ayam adalah 21 cm dengan berat 6 gram.Oesopagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventriculus, merupakan penghubung antara dasar mulut (pharynx) dengan crop dan ventriculus.Oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004). Panjang oesophagus antara 20 sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5 gram. Panjang oesophagus  ayam tersebut berada di bawah kisaran normal. Perbedaan yang dapat terjadi yaitu dikarenakan oesophagus didalam kepala tidak ikut diukur atau masih menempel didalamnya sehingga tidak dapat dikeluarkan (Neil,1991), Berat oesophagus ayam tidak pada kisaran normal. Hal tersebut berkaitan dengan data panjang oesophagus yang tidak terukur karena sisanya berada didalam kepala.Perbedaan ini juga dapat dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas (Yuwanta, 2004). Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Sarwono (1998) bahwa Faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan dari panjang oesophagus kedua ayam adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.


3. Tembolok (crop)
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang tembolok ayam adalah 4 cm dengan berat 9 gram. Menurut Neil (1991), berat crop ayam berkisar antara 8 sampai 12 gram. Menurut Crompton (1999) sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang dikenal sebagai crop (tembolok).Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagusyang berperan sebagai tempat penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya sementara. Dalam tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok
Tembolok pada burung merpati memiliki keistimewaan tersendiri. Tembolok merpati dapat menghasilkan susu tembolok (pigeon milk) yang kaya akan protein untuk campuran pakan anak-anaknya. Mekanisme terbentuknya susu tembolok merpati adalah adanya respon dari sekresi hormon prolaktin yang timbul saat merpati mengeram Di samping itu terdapat beberapa bakteri yang aktif yang dapat menghasilkan asam organik, yaitu asam asetat dan asam laktat. Tembolok terdapat syaraf yang berhubungan dengan pusat kenyang–lapar di hipotalamus, sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon terhadap syaraf untuk makan atau menghentikan makan (Yuwanta, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh, berat tembolok ayam  berada dikisaran normal,. Berat tembolok yang ada di atas kisaran normal dapat terjadi karena pencucian kurang bersih dan mungkin saat penimbangan air yang menempel juga ikut tertimbang.  Menurut Yuwanta (2004), Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas. Tembolok unggas mampu menampung 250 gram pakan.
4. Proventriculus
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui proventriculus ayam memiliki panjang 4 cm dan juga berat 9 gram. Menurut Neil (1991) mengatakan proventriculus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam kisaran normal, namun panjnang proventiculus lebih pendek , karena kesalahan pengukuran atau kemungkinan lain yaitu perbedaan spesies dan varietas ayam sehingga  terjadi perbedaan morfologi.
Proventriculus adalah suatu peleburan dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal).Biasanya disebut glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja disini (Muljowati, 1999). 
5. Gizzard
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki panjang 5 cm dan berat 42.6 gram. Data ini sesuai dengan data yang menyatakan berat gizzard adalah 25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih kuat daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih lunak (Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne.Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta, 2004).   
Mukosa permukaan gizzard mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan. Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan.              Partikel pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.Partikel pakan segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Gastric juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan oleh fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta (Muljowati, 1999).
6. Usus halus
   Organ tubuh ini menghubungkan gizzard dengan usus besar.Di dalam rongga perut usus halus digantungkan oleh selaput penggantung yang disebut mesentrium.Usus halus berfungsi dalam digesti, absorpsi, penyerapan zat makanan yang larut dalam garam organik. Usus halus secara anatomis dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.Segmen yang pertama, duodenum, bermula dari ujung distal gizzard.Bagian ini berbentuk kelokan, disebut sebagai duodenal loop.Pankreas mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amylase, lipase, dan tripsin.Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam.Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah (Suprijatna, 2005).
a. Duodenum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui Panjang dan berat duodenumayam adalah 26 cm dan 6 gram. Menurut Yuwanta (2004), panjang duodenum  adalah 24 cm. Bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein. Panjang duodenum ayam berada di atas kisaran normal.Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan umur maupun jenis unggas.
b. Jejunum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat  jejunum ayam adalah 106 cm dan 14 gram. Jejunum merupakan kelanjutan dari duodenum yakni terjadi pencernaan namun dengan frekuensi absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum terjadi proses penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum sampai tinggal bahan yang tidak dapat dicerna (Yuwanta, 2004).
c. Ileum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat  ileum pada ayam adalah 100 cm dan 8 gram. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan.Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil disebutmicelle diverticum.
7. Coecum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat coecum ayam adalah 19 cm dan berat 5 gram. Menurut Neil (1991), berat coecum berkisar antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat coecum diatas kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi. Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat kasar. Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang daripada pada ayam (Yuwanta, 2004). Coecum terdiri atas dua coeca atau saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm.Di dalam Coecum terjadi pencernaan mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar (Yuwanta, 2004).
8. Usus besar
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat usus besar ayam adalah 15 cm dan berat 5 gram. Menurut Akoso (1998), berat normal rektum adalah 4 sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam berada dikisaran normal..Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan performa ayam (Neil, 1991). Usus besar juga dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besra yaitu untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Usus besar mempunyai panjang 7 cm (Yuwanta, 2004).
9. Kloaka
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui Panjang dan berat kloaka ayam yaitu panjang 3 cm dan berat 10 gram . Menurut Neil (1991), panjang kloaka adalah 1,5 cm sampai 3 cm dengan berat 6 gram sampai 8 gram. Berdasarkan data yang diperoleh, panjang kloaka ayam  berada dikisaran normal. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan perfoma ayam (Neil, 1991). Kloaka merupakan penghubung usus besar dan anus, dan muara bagi sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk materi faeces dari usus besar, telur dari oviduct dan urine dari ureter. Kloaka merupakan tempat keluarna ekskreta karena urodeumdan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004).
10. Organ Tambahan
a. Hati
 Organ ini terdiri dari dua lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada daerah gizzard dan duodenum yang menghasilkan empedu berwarna kehijauan dan bersifat alkali karena untuk menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai filter zat makanan yang telah diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berfungsi membantu digesti lemak, mengaktifkan lipase pankreas dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak (Yuwanta, 2004). Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin (Amrullah, 2004).
Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin.Faktor-faktor yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogenmenyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan terhadapbobot badan.
Berat hati ayam adalah 46 gram dan 43 gram, sedangkan berat adalah 1828 gram. Menurut Yuwanta (2004), berat hati adalah 3% dari berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat hati tidak sesuai dengan kisaran normal karena kurang dari 3% berat badan.
b. Pankreas 
Pankreas mensekresikan insulin dan getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein (Yuwanta, 2004). Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat pannkreasi ayam adalah panjang 10 cm dan berat 3 gram . Pankreas adalah sebuah (glandula tubule alveolar)  yang memiliki bagian endokrin dan eksokrin. Bagian endokrin dari pankreas menghasilkan hormone insulin (sel beta) dan glukagon (sel alfa). Bagian eksokrin menghasilkan getah pencernaan  yang menghasilkan enzim pepsinogen, tripsinogen (Frandson,1992). Pankreas mensekresikan getahpankreas (pancreatic  juice) yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein. Hati mensekresikan getah empedu yang disekresikan ke dalam duodenum.
c. Limfa
Limfa berada di sebelah kiri dan kanan duodenum, sedikit di atas empedu dan berwarna kemerah-merahan.Organ ini fungsinya belum diketahui secara pasti, tetapi menurut Yuwanta (2004), limfa berfungsi membantu memecah sel darah merah dan sel darah putih.Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat limpa ayam adalah 2 gram. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan morfologi ayam.




IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Organ Dalam pada Ternak Unggas yaitu organ dalam pada ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan.Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri dari oesophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum,   jejunum, ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan limfa.
B. Saran
Adapu saran saya selama pelaksanaan praktikum Organ Dalam pada Ternak Unggass ini adalah sebaiknya jadwal pelaksanaan praktikumnya tidak digabung semua kelas, akibatnya pada saat praktikum banyak praktikan yang tidak bisa mengikuti penjelasan dosen karena berdesak-desakan, dan kemudian pada saat respon membutuhkan waktu yang sangat lama.














DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Ayam Secara Modern. PenebarSwadaya,  Jakarta.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga Satu Gunungbudi
              IPB. Bogor.
Crompton, D.W. 1999. A study of the growth of the alimentary tractof the
              young cockerel
. Br. Poult. Sci.
Fatah. 2010. Pengaruh penambahan tepung daun katuk (sauropus androgynus) dalam pakan ayam broiler terhadap kecernaan pakan, bobot badan, dan produksi cairan empedu. Majalah llmu Faal Indonesia. 9 (2): 29-34
Curch, D. C. and W. E. Pond. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd ed.  John  Willy and Sons, Inc. United States of America.
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Collage of Veteraning
              Medicine Colorado State University fort calling, New York.
Goodman, H. D. 1991. Biology Laboratory Inversatium Java. Novich Put
              Orlando.
Mangisah, I., Tristiarti., W. Murningsih., M. H. Nasoetion., E. S. Jayanti., dan Y. Astuti. 2006. Kecernaaan nutrien Eceng Gondok yang difermentasi denganAspergilus niger pada Ayam Broiler. Journal Indonesian Tropical Animal Agriculture, 31 (2): 124-128.
Muljowati, S, dkk. 1999. Dasar Ternak Unggas. Unsoed.Purwokerto.
Neil, A. C. 1991. Biology 2nd edition.The Benjamin Coming Publishing
              Company Inc. Pec Wood City.
Nelwida. 2009. Efek penggantian jagung dengan biji alpukat yang direndam air panas dalam ransum terhadap retensi bahan kering, bahan organik dan protein kasar pada ayam broiler. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 12(1) : 50 - 56.
Rasmada, S. 2008. Analisis Kebutuhan Nutrien dan Kecernaan Pakan pada Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog-Ciawi Bogor.Skripsi.Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-24. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwomndo.1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.                        UGM Press Yogyakarta.   aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sembiring, P. 2009. Peningkatan kecernaan protein dan energi bungkil inti sawit              fermentasi pada ayam broiler .Seminar Nasional Teknologi Peternakan              dan Veteriner. 626 – 632.
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiproji, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosutjoko. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar