ILMU TERNAK UNGGAS
“SISTEM PENCERNAAN PADA
TERNAK UNGGAS”
DI SUSUN OLEH :
M U R D I F I N
L1A1 13 028
B
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut
menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya
permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk
peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan.
Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat penting,
karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.
Unggas adalah ternak bersayap
yang dalam taxonomi zologi tergolong dalam kelas
aves yg telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan
untuk memberikan nilai ekonomis.
Ayam broiler adalah ayam yang
mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke
tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi
ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :ukuran badan besar, penuh daging yang
berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan
ransum tinggi. Sifat-sifat ayam broiler ini tentunya sangat berhubungan dengan
tingkat konsumsi serta proses pengolahan makanan di dalam sistem pencernaannya.
Pencernaan
adalah rangkaian penguraian
bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat
diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut
suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Proses pencernaan makanan pada ternak
ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis
ternak lainnya. Alat pencernaan
terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan
berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang
sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan
jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
Berdasarkan uraian di
atas, maka perlu dilakukan praktikum Ilmu Ternak Unggas tentang “Organ Dalam pada
Ternak Unggas”.
B. Tujuan dan
Manfaat
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengamatan
Organ Dalam pada Ternak Unggas adalah untuk mengetahui organ dalam yang terdapat pada ternak unggas,serta fungsi,
ukuran berat, dan batasan-batasan dari masing-masing organ dalam pada ternak
unggas.
Manfaat yang bisa diambil dari
pelaksanaan praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas adalah dapat mengetahui organ
dalam yang terdapat pada ternak unggas, serta mengetahui fungsi, ukuran berat, dan batasan-batasan dari masing-masing organ
dalam pada ternak unggas.
II.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum
pengamatan Organ
Dalam Ternak Unggas ini dilaksanakan di Kandang Unggas Fakultas Peternakan UHO Kendari, tanggal 26
Maret 2015.
B. Materi
1. Alat Praktikum
Alat dan kegunaan yang di gunakan dalam praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat
dilihat pada table 1.
Tabel 1. Alat dan
Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Organ Dalam pada
Ternak
Unggas.
|
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
|
1.
|
Cutter
|
Untuk memotong, menguliti, dan
membedah ayam broiler
|
|
2.
|
Meteran kain
|
Untuk mengukur panjang alat
pencernaan ayam broiler
|
|
3.
|
Handphone
|
Untuk mengambil gambar organ dalam
ayam broiler
|
2. Bahan Praktikum
Bahan dan kegunaan yang di gunakan dalam praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat
dilihat pada table 2.
Tabel 2.Bahan
dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Organ Dalam
pada
Ternak Unggas
|
No.
|
Bahan
|
Kegunaan
|
|
1.
|
Ayam Broiler
|
Sebagai
bahan pengamatan
|
B.
Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2.Menyembelih
ayam broiler yang telah disediakan dengan menggunakan alat pemotong berupa cutter yang tajam.
3. Setelah
ayam dipastikan telah mati, kemudian ayam dikuliti sampai terbuka semua kulit
ayam.
4. Setelah
dikuliti, kemudian ayam dibedah untuk diambil alat pencernaan dan organ
tambahannya.
5. Mencatat
ukuran organ-organ pencernaan ayam.
6. Mengidentifikasi
letak/posisi organ-organ pencernaan serta fungsinya.
7. Membuat
laporan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil praktikumpengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggasdapat
dilihat padagambar 1, 2, 3 dan table 3.
|
1
|
|
3
|
|
2
|
Gambar
1.
|
4
|
|
5
|
|
8
|
|
9
|
|
7
|
|
6
|
|
1000
|
|
11
|
|
Gambar
3.
|
Keterangan
:
|
1. Paruh
|
7. Jejunum
|
|
2. Oesophagus
|
8. Ilieum
|
|
3. Crop
|
9. Sekum
|
|
4. Proventrikulus
|
10. Usus
besar
|
|
5. Gizzard
|
11. Kloaka
|
|
6. Duodenum
|
|
Tabel 3.Hasil
Praktikum Pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas.
|
No.
|
Parameter Organ Dalam
|
Panjang (cm)
|
Berat (gram)
|
|
1.
|
Oesophagus
|
21
|
6
|
|
2.
|
Crop
|
9
|
9
|
|
3.
|
Proventrikulus
|
4
|
9
|
|
4.
|
Gizzard
|
5
|
42.6
|
|
5.
|
a. Duodenum
|
26
|
6
|
|
6.
|
Jejunum
|
106
|
14
|
|
7.
|
Ilieum
|
100
|
8
|
|
8.
|
Coecum
|
25
|
5
|
|
9.
|
Usus besar
|
15
|
5
|
|
10.
|
Kloaka
|
3
|
10
|
|
11.
|
Hati
|
-
|
64.4
|
|
12.
|
a. Pankreas
|
10
|
3
|
|
13.
|
Limfa
|
-
|
2
|
|
14.
|
Jantung
|
-
|
64.4
|
B. Pembahasan
1. Mulut.
Mulut unggas umumnya disebut
dengan paruh. Mulut sangat penting untuk proses pengambilan makanan.
Selain untuk mengambil mulut pada unggas berfungsi
untuk menyobek,memecahkan makanan atau mangsanya. Bentuk paruh unggas
bermacam-macam menyesuaikan dengan makanan utamanya. Unggas akan
memilih-milih makanan sesuai dengan ukuran mulut atau paruhnya.
Menurut Amrullah (2004) bentuk paruh pada unggas disuaikan dengan
bentuk makananyaparuh runcing jika makanan utamanya adalah bijian kecil,
dan berbentuk runcing bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan
memecah bijian yang besar yang keras serta berbentuk seperti sendok sehingga
mudah digunakan untuk menyaring dan menangkap makanan yang bercampur air.Mulut
pada unggas ditandai dengan tidak adanya bibir, pipi, dan gigi. Pengganti
fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga paruh
Terjadi
proses pencernaan enzimatis dimulut dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah
sedikit. Ezim dikeluarkan dalam mulut juga untuk membantu pada
proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena
makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus. Menurut Yuwanta (2004),
mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase danmaltase
saliva dan produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari
tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh syaraf parasimpatik.
2. Oesophagus
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang oesophagus ayam adalah 21 cm dengan
berat 6 gram.Oesopagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventriculus, merupakan penghubung
antara dasar mulut (pharynx) dengan crop dan ventriculus.Oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk
membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004). Panjang oesophagus antara
20 sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5 gram. Panjang oesophagus
ayam tersebut berada di
bawah kisaran normal. Perbedaan yang dapat terjadi yaitu dikarenakan oesophagus didalam
kepala tidak ikut diukur atau masih menempel didalamnya sehingga tidak dapat
dikeluarkan (Neil,1991), Berat oesophagus ayam tidak pada
kisaran normal. Hal tersebut berkaitan dengan data panjang oesophagus yang
tidak terukur karena sisanya berada didalam kepala.Perbedaan ini juga dapat
dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit,
umur, dan jenis unggas (Yuwanta, 2004). Hal tersebut juga sesuai dengan
pendapat Sarwono (1998) bahwa Faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan
dari panjang oesophagus kedua ayam adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis
pakan, umur dan jenis kelamin.
3. Tembolok
(crop).
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang tembolok ayam adalah 4 cm dengan
berat 9 gram. Menurut Neil (1991), berat crop ayam
berkisar antara 8 sampai 12 gram. Menurut Crompton (1999) sebelum
kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu
sisinya menjadi kantong yang dikenal sebagai crop (tembolok).Tembolok merupakan
modifikasi dari oesophagusyang berperan sebagai tempat penyimpanan
pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya sementara. Dalam tembolok sedikit
bahkan tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari
mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok
Tembolok pada burung merpati
memiliki keistimewaan tersendiri. Tembolok merpati dapat menghasilkan susu
tembolok (pigeon milk) yang kaya akan protein untuk campuran pakan
anak-anaknya. Mekanisme terbentuknya susu tembolok merpati adalah adanya respon
dari sekresi hormon prolaktin yang timbul saat merpati mengeram Di samping
itu terdapat beberapa bakteri yang aktif yang dapat menghasilkan asam organik,
yaitu asam asetat dan asam laktat. Tembolok terdapat syaraf yang berhubungan
dengan pusat kenyang–lapar di hipotalamus, sehingga banyak sedikitnya pakan
yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon terhadap syaraf untuk makan
atau menghentikan makan (Yuwanta, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh,
berat tembolok ayam berada dikisaran normal,. Berat tembolok yang ada di
atas kisaran normal dapat terjadi karena pencucian kurang bersih dan mungkin
saat penimbangan air yang menempel juga ikut tertimbang. Menurut
Yuwanta (2004), Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan pemberian pakan
atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas. Tembolok
unggas mampu menampung 250 gram pakan.
4. Proventriculus.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui proventriculus ayam
memiliki panjang 4 cm dan juga berat 9 gram. Menurut Neil (1991) mengatakan proventriculus memiliki
panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam kisaran normal, namun panjnang proventiculus lebih
pendek , karena kesalahan pengukuran atau kemungkinan lain yaitu
perbedaan spesies dan varietas ayam sehingga terjadi perbedaan
morfologi.
Proventriculus adalah suatu peleburan
dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal).Biasanya disebut
glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin,
suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi
oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus
maka tidak ada pencernaan material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim
mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja disini (Muljowati,
1999).
5. Gizzard.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki panjang 5
cm dan berat 42.6 gram. Data ini sesuai dengan data yang menyatakan
berat gizzard adalah 25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup
secara berkeliaran, empedal lebih kuat daripada ayam yang dipelihara secara
terkurung dengan pakan yang lebih lunak (Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular
stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan
bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan
mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne.Ukuran dan
kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang
dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta,
2004).
Mukosa permukaan gizzard
mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap
kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan.
Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu
oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan.
Partikel
pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.Partikel pakan
segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi
pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Gastric
juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan
tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan oleh
fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang
telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta
(Muljowati, 1999).
6. Usus halus
Organ tubuh ini menghubungkan gizzard
dengan usus besar.Di dalam rongga perut usus halus digantungkan oleh selaput
penggantung yang disebut mesentrium.Usus halus berfungsi dalam digesti,
absorpsi, penyerapan zat makanan yang larut dalam garam organik. Usus
halus secara anatomis dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan
ileum.Segmen yang pertama, duodenum, bermula dari ujung distal gizzard.Bagian
ini berbentuk kelokan, disebut sebagai duodenal loop.Pankreas mensekresikan
pancreatic juice yang mengandung enzim amylase, lipase, dan tripsin.Jejunum dan
ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan
ayam.Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah
(Suprijatna, 2005).
a. Duodenum.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui Panjang dan berat duodenumayam adalah 26
cm dan 6 gram. Menurut Yuwanta (2004), panjang duodenum adalah
24 cm. Bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses
hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan
protein. Panjang duodenum ayam berada di atas kisaran
normal.Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan umur maupun jenis unggas.
b. Jejunum.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang dan berat jejunum ayam
adalah 106 cm dan 14 gram. Jejunum merupakan
kelanjutan dari duodenum yakni terjadi pencernaan namun dengan
frekuensi absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum terjadi
proses penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum sampai tinggal bahan yang tidak
dapat dicerna (Yuwanta, 2004).
c. Ileum
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang dan berat ileum pada
ayam adalah 100 cm dan 8 gram. Ileum merupakan
bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai
banyak vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan.Batas antara jejunum dengan ileum berupa
tonjolan kecil disebutmicelle diverticum.
7. Coecum
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang dan berat coecum ayam adalah 19 cm dan berat 5 gram. Menurut Neil (1991), berat coecum berkisar
antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat coecum diatas
kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan
yang dikonsumsi. Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan
berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat kasar.
Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang daripada
pada ayam (Yuwanta, 2004). Coecum terdiri atas dua coeca atau
saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm.Di dalam Coecum terjadi
pencernaan mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri
pencernaan serat kasar (Yuwanta, 2004).
8. Usus besar
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui panjang dan berat usus besar ayam
adalah 15 cm dan berat 5 gram. Menurut Akoso (1998), berat
normal rektum adalah 4 sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam berada
dikisaran normal..Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan
performa ayam (Neil, 1991). Usus besar juga dinamakan intestinum
crasum. Fungsi usus besra yaitu untuk perombakan partikel pakan yang
tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur
dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan mengalami
penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Usus besar mempunyai panjang 7 cm
(Yuwanta, 2004).
9. Kloaka
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui Panjang dan berat kloaka ayam yaitu panjang
3 cm dan berat 10 gram . Menurut Neil (1991), panjang
kloaka adalah 1,5 cm sampai 3 cm dengan berat 6 gram sampai 8 gram. Berdasarkan
data yang diperoleh, panjang kloaka ayam berada dikisaran
normal. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan perfoma
ayam (Neil, 1991). Kloaka merupakan penghubung usus besar dan anus, dan
muara bagi sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk materi faeces dari usus besar, telur dari oviduct dan urine dari ureter. Kloaka merupakan tempat keluarna ekskreta karena urodeumdan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004).
10. Organ Tambahan
a. Hati
Organ ini terdiri dari dua
lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada daerah gizzard dan duodenum yang
menghasilkan empedu berwarna kehijauan dan bersifat alkali karena untuk
menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai filter zat makanan yang telah
diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Fungsi utama hati dalam
pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu. Dalam getah empedu
terdapat asam empedu yang berfungsi membantu digesti lemak, mengaktifkan lipase
pankreas dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut
dalam lemak (Yuwanta, 2004). Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk
akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin (Amrullah,
2004).
Hati berperan dalam sekresi
empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin,
detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin.Faktor-faktor
yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan
bakteri patogenmenyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan
meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan terhadapbobot badan.
Berat hati ayam adalah 46 gram
dan 43 gram, sedangkan berat adalah 1828 gram. Menurut Yuwanta (2004), berat
hati adalah 3% dari berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat hati
tidak sesuai dengan kisaran normal karena kurang dari 3% berat badan.
b. Pankreas
Pankreas mensekresikan insulin dan
getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak,
dan protein (Yuwanta, 2004). Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui
panjang dan berat pannkreasi ayam adalah panjang 10
cm dan berat 3 gram . Pankreas adalah sebuah (glandula
tubule alveolar) yang
memiliki bagian endokrin dan eksokrin. Bagian endokrin dari pankreas menghasilkan hormone insulin (sel beta) dan glukagon (sel alfa). Bagian eksokrin menghasilkan getah pencernaan yang menghasilkan enzim pepsinogen, tripsinogen (Frandson,1992). Pankreas mensekresikan getahpankreas (pancreatic juice) yang berfungsi
dalam pencernaan pati, lemak, dan protein. Hati mensekresikan getah empedu yang
disekresikan ke dalam duodenum.
c. Limfa
Limfa berada di sebelah kiri
dan kanan duodenum, sedikit di atas empedu dan berwarna kemerah-merahan.Organ
ini fungsinya belum diketahui secara pasti, tetapi menurut Yuwanta (2004),
limfa berfungsi membantu memecah sel darah merah dan sel darah
putih.Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat limpa ayam
adalah 2 gram. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
perbedaan morfologi ayam.
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Organ Dalam
pada Ternak Unggas yaitu organ dalam pada ternak unggas terdiri dari dua
bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan.Alat pencernaan pada ternak
unggas terdiri dari oesophagus,
crop, proventikulus, gizzard, duodenum, jejunum,
ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ
tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan limfa.
B. Saran
Adapu
saran saya selama pelaksanaan praktikum Organ Dalam pada Ternak Unggass ini
adalah sebaiknya jadwal pelaksanaan praktikumnya tidak digabung semua kelas, akibatnya
pada saat praktikum banyak praktikan yang tidak bisa mengikuti penjelasan dosen
karena berdesak-desakan, dan kemudian pada saat respon membutuhkan waktu yang
sangat lama.
Alamsyah, R.
2005. Pengolahan Ayam Secara Modern.
PenebarSwadaya, Jakarta.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga
Satu Gunungbudi
IPB. Bogor.
IPB. Bogor.
Crompton,
D.W. 1999. A study of the growth of the alimentary tractof the
young cockerel. Br. Poult. Sci.
young cockerel. Br. Poult. Sci.
Fatah. 2010. Pengaruh penambahan tepung daun katuk
(sauropus androgynus) dalam pakan ayam broiler terhadap kecernaan pakan, bobot
badan, dan produksi cairan empedu. Majalah llmu Faal
Indonesia. 9 (2): 29-34
Curch, D. C. and
W. E. Pond. 1988. Basic Animal Nutrition
and Feeding. 3rd ed. John Willy and Sons, Inc. United States of
America.
Frandson.
1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Collage of Veteraning
Medicine Colorado State University fort calling, New York.
Medicine Colorado State University fort calling, New York.
Goodman,
H. D. 1991. Biology Laboratory Inversatium Java. Novich Put
Orlando.
Orlando.
Mangisah, I.,
Tristiarti., W. Murningsih., M. H. Nasoetion., E. S. Jayanti., dan Y. Astuti.
2006. Kecernaaan nutrien Eceng Gondok
yang difermentasi denganAspergilus niger pada Ayam Broiler. Journal
Indonesian Tropical Animal Agriculture, 31 (2): 124-128.
Muljowati,
S, dkk. 1999. Dasar Ternak Unggas. Unsoed.Purwokerto.
Neil,
A. C. 1991. Biology 2nd edition.The Benjamin Coming
Publishing
Company Inc. Pec Wood City.
Company Inc. Pec Wood City.
Nelwida. 2009. Efek penggantian jagung dengan biji alpukat
yang direndam air panas dalam ransum terhadap retensi bahan kering, bahan
organik dan protein kasar pada ayam broiler. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan. 12(1) : 50 - 56.
Rasmada, S.
2008. Analisis Kebutuhan Nutrien dan
Kecernaan Pakan pada Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa
Gadog-Ciawi Bogor.Skripsi.Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Rasyaf, M. 2004.
Beternak Ayam Pedaging. Cetakan
ke-24. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwomndo.1990. Fisiologi
Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. UGM Press Yogyakarta. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sembiring, P. 2009. Peningkatan kecernaan protein dan energi bungkil inti sawit fermentasi pada ayam broiler .Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 626 – 632.
Sembiring, P. 2009. Peningkatan kecernaan protein dan energi bungkil inti sawit fermentasi pada ayam broiler .Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 626 – 632.
Suprijatna.
2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tillman, A.D.,
H. Hartadi, S. Reksohadiproji, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosutjoko. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Yuwanta,
Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar